Jumat, 29 April 2016

MAKALAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH




MAKALAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
PERIODE MADINAH
I.        Hijrah Nabi
A.    Latar Belakang Rasulullah Berhijrah ke Madinah
     Terjadinya perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari
Mekkah, menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Tetpi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang sangat penting,
yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M.
Keadaan di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di
Mekkah, Nabi Muhammad SAW islam dimusuhi dan mendapat perlawanan sehingga
tidak mungkin untuk berkembang sedangkan di Madinah Nabi Muhammad SAW
disambut dengan gembira, karena kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.
Di Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia

B.     Kisah Hijrah Rasulullah ke Madinah
Setelah Rasulullah mandapat perintah dari Allah untuk berhijrah maka beliau berangkat bersama Abu Bakar.  semua perbekalan perjalanan telah disiapkan oleh Asma Binti Bakar. Abu Bakar telah menyewa penunjuk jalan yang bernama Abdullah Ibnu Uraiqith dari bani Dail Ibnu Bakar. Walau dia masih beragama musyrik, tapi dapat dipercaya. Abu Bakar berpesan untuk merahasiakan kepergiannya dan menjemput di Goa Tsur setelah 3 malam. Pada malam tersebut, bertepatan dengan pelaksanaan rencana rahasia orang-orang Quraisy, Para pemuda dari semua kalangan kabilah Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW. Pada saat itu Rasulullah berada di dalam rumahnya. Tatkala saat untuk keluar telah tiba, Rasullulah memerintahkan anak pamannya, yaitu sahabat Ali, untuk tidur di tempat tidurnya supaya orang-orang Quraisy tidak mencurigai kepergiannya.
Sesungguhnya mereka selalu mengamat-amati semua gerakan Rasulullah dari celah-celah kubah untuk menyelidiki keberadaannya pada malam itu.
Kemudian Rasulullah SAW menyelimuti sahabat Ali dengan kain burdahny, lalu ia keluar melewati para pemuda Quraisy yang berada di luar pintu rumahnya seraya membacakan firmannya:
ﻥﻭﺮﺼﺑﻻﻢﻬﻗﻢﻬﺘﻴﺸﻏﺎﻓﺍﺬﺳﻢﻬﻨﻠﺧﻦﻣﻭﺍﺬﺳﻢﻬﻳﺬﻳﺍﻦﻴﺑﻦﻣﺎﻨﻠﻌﺟﻭ
“Dan kami adakan dihadapan mereka dinding Dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”. (Qs. 36 Yasin:9)
      Allah menimpakan kepada mereka rasa kantuk yang sangat. Akhirnya mereka semua tertidur sehingga tiada seorangpun dari mereka yang melihat kepergian rasulullah. Rasulullah SAW terus berjalan tanpa menoleh hingga bertemu dengan sahabat Abu Bakar di tempat yang telah dijanjikan, lalu keduanya melanjutkan perjalanan hingga sampai di Gua Tsur. Kemudian mereka berdua bersembunyi di dalamnya. Tatkala orang-orang musyrik mengetahui bahwa tipu muslihatnya itu tidak membawa hasil apa-apa, bahwa mereka semalaman hanya mengawasi Ali Bin Abu Thalib, bukannya Muhammad Bin Abdullah, maka kemarahan mereka semakin memuncak. Lalu mereka mengutus orang-orangnya ke segala penjuru. Mereka menyediakan hadiah yang besar bagi orang yang dapat menangkap Muhammad atau menunjukan tampat persembunyiannya. Padahal Rasulullah telah sampai di Gua Tsur sewaktu mereka mencarinya. Seandainya seorang dari mereka mau melihat ke dalam gua dari arah bawah, niscaya ia akan melihat orang yang mereka cari. Hal ini membuat Abu Bakar menangis karena khawatir akan diketahui mereka. Akan tetapi Rasulullah SAW bersabda kepadanya seraya mengucapkan firmanNya:
ﺎﻨﻌﻣﷲﺍﻥﺇﻥﺰﺤﺗﻻ
“Janganlah engkau bersedih hati karena sesungguhnya Allah beserta kita”. (Qs. At-Taubah:40)
Allah memalingkan pandangan mata mereka. Sehingga tidak ada seorangpun dari mereka yang memandang ke arah gua. Akhirnya musuh bebuyutan Rasulullah SAW, yaitu Umayyah Ibnu Khalaf, memustahilkan orang yang dicarinya itu bersembunyi di dalam gua tersebut. Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar tinggal di dalam gua Tsur selama 3 malam hingga pencarian mereka berhenti. Abdullah Ibnu Abu Bakar, anak sahabat Abu Bakar, sebelum peristiwa tersebut biasa menginap di tempat yang berdekatan dengan orang-orang Quraisy. Dia adalah seorang pemuda terdidik dan berpengalaman. Bila malam hari hampir habis, yaitu pada waktu sahur, ia meninggalkan Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar. Kemudian pada pagi harinya ia menampakan dirinya di mata orang-orang Quraisy sehingga mereka menduga bahwa dia bermalam bersama mereka. Ia selalu mengintai gerak-gerik orang Quraisy dan menyadap semua rencana orang Quraisy. Kemudian ia berangkat menuju tempat Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar berada bila malam telah pekat untuk menyampaikan berita yang telah diperolehnya itu.
Selain itu, Amir Ibnu Fuhairah selalu berangkat menuju ke arah tempat Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar berada dengan membawa domba-domba gembalanya. Apabila Abdullah Ibnu Abu Bakar berangkat meninggalkan Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar, lalu Amir mengikuti jejak Abdullah bersama domba gembalanya supaya jejak Abdullah terhapus oleh jejak domba. Setelah pencarian orang-orang Quraisy berhenti, Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar keluar dari gua. Hal itu terjadi lewat 3 malam. Lalu keduanya menemui petunjuk jalan yang membawa hewan kendaraan mereka berdua. Pada waktu itu petunjuk jalan telah siap untuk melakukan tugas sesuai dengan perjanjian semula. Kemudian Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar beserta penunjuk jalan berhenti meniti daerah pantai.Akan tetapi, di tengah jalan mereka disusul Suraqah Ibnu Malik al Mudlaji yang sedang memburu mereka. Sebelumnya Suraqah telah didatangi utusan dari orang-orang musyrik kabilah Quraisy. Utusan itu mengatakan bahwa orang-orang Quraisy telah menyediakan hadiah sebesar tebusan jiwa Rasulullah dan Abu Bakar bagi siapa saja yang dapat membunuh atau menangkap mereka berdua. Ketika itu Suraqah sedang duduk-duduk di majelis kaumnya, yaitu Bani Mudlaj. Tiba-tiba datanglah sesorang dari Bani Mudlaj yang langsung berdiri di hadapan mereka yang sedang duduk-duduk. Ia berkata,”Hai Suraqah, sesungguhnya aku tadi telah melihat titik hitam di daerah pantai. Aku yakin bahwa titik hitam tersebut Muhammad dan sahabatnya”.
Setelah diam sesaat diantara  kaumnya , Suraqah bangkit, lau is menagih kudanya dan langsung memacu kudanya ke arah pantai sehingga ia dekat dengan Rasulullah dan sahabatnya, Abu Bakar. Akan tetapi tatkala ia mendekat, ternyata kaki depan kudanya terperosok hingga ia terjatuh. Ia menaiki kembali mengejar Rasulullah saw hingga ia sempat mendengarkan bacaan Al-Qur’an Rasulullah saw. Rasulullah saw tidak pernah menengok kebelakang, tetapi sahabat Abu Bakar sering menengok kebelakang. Kaki depan kuda Suraqah masuk ke dalam pasir hingga batas lututnya, Suraqah terjungkal jatuh. Lalu ia kembali menghardik kudanya supaya bangkit, tetapi ketika kaki depan kudanya hendak tercabut dari pasir, tiba-tiba keluarlah dari dalamnya debu yang pekat sekali hingga membumbung ke langit. Debu tampak bagaikan asap. Kini mengertilah Suraqah bahwa pekerjaanya itu sia-sia belaka, bahkan kini perasaan takut merayap kedalamnya dirinya. Segera ia berseru meminta perlindungan Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar. Mereka menghentikan kendarannya hingga Suraqah datang kepada mereka. Suraqah merasa yakin bahwa perkara yang dibawa oleh Rasulullah ini pasti akan mengalami kemenangan. Lalu Suraqah menawarkan bekal dan harta bendanya kepada mereka berdua, tetapi keduanya tidak mau mengambil sesuatu apapun daripadanya, bahkan mereka berdua berkata, “Sekarang pergilah engkau dari kami.”Tetapi sebelum Suraqah pergi,terlebih dahulu ia meminta surat jaminan keamanan dari dirinya. Maka Rasulullah saw memerintahkan Abu Bakar untuk menuliskannya. Dengan demikian, selesailah peristiwa tersebut yang menandakan besarnya perhatiann Allah terhadap Rasul-Nya.
Sejak penduduk Madinah mendengar berita tentang keluarnya Rasulullah saw dari Mekkah untuk bergabung dengan mereka, mereka selalu keluar menuju ke daerah Harrah, yaitu suatu daerah yang penuh dengan batu hitam. Bila sudah tengah malam mereka kembali ke rumah masing-masing. Pada suatu hari, mereka pulang ke rumah masing-masing. Tatkala mereka baru sampai,kerumah masing-masing tiba-tiba seorang Yahudi yang pada saat itu sedang menaiki sebuah bukit karena ingin melihat kedatangan Rasullullah saw dan sahabatnya dari kejahuan, terkadang tampak dan terkadang tidak karena tertutup oleh fatamorgana. Kemudian orang Yahudi itu berseru sekuat suaranya, “Hai orang Arab semuanya, keberuntungan kalian yang sedang kalian tunggu-tunggu  telah datang.” Mereka bergegas mengambil senjata masing-masing, lalu berangkat ke daerah Harrah menyambut kedatangan Rasulullah saw.

II.               Kondisi Madinah Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad SAW
Kota Madinah sekarang ini berada di wilayah kekuasaan pemerintahan Kerajaan Arab Saudi, terletak sekitar 160 km dari Laut Merah dan pada jarak kurang lebih 350 km sebelah utara dari kota makkah. Kondisi tanah kota Madinah dikenal subur. Di sana terdapat oase-oase untuk tanah pertanian, oleh karena itu penduduk kota ini memiliki usaha pertanian, selain berdagang dan beternak. Usaha pertanian ini menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Tentunya kondisi Madinah berbeda dengan kondisi Makkah yang tandus dan gersang. Sebelum Nabi hijrah Kota Madinah disebut dengan Yastrip. Penamaan Madinah secara bahasa mempunyai akar kata yang sama dengan “tamaddun” yang berarti peradaban.
Kondisi masyarakat Yastrip sebelum Islam dating terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan bangsa Yahudi. Bangsa Arab yang tinggal di Yastrip terdiri atas penduduk setempat dan pendatang dari Arab Selatan yang pindah ke Yastrip karena pecahnya bendungan Ma’arib.
Persoalan yang dihadapi masyarakat Yastrip waktu itu adalah tidak adanya kepemimpinan yang membawahi semua suku Yastrip. Hanya ada pemimpin-pemimpin suku yang saling berebut pengaruh. Akibatnya, perang antar-suku pun sering terjadi.

III.           Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah
A.    Perjanjian Aqabah
Peristiwa Hijrahnya kaum muslim Makkah ke Madinah, selain kondisi dalam masyarakat Makkah yang sangat keras terhadap dakwah Islam, juga disebabkan oleh perjanjian penting yang sudah disepakati, yaitu “Perjanjian Aqabah” yang berlansung dua kali di Bukit ‘Aqabah’ yang disebut dengan “Baiatul ‘Aqabah I dan II”.
Perjanjian Aqabah I terjadi pada tahun ke dua belas kenabian. Pada saat itu dua belas orang laki-laki dan seorang perempuan dari suku Khazraj dan Aus Madinah datang pada Rasulullah di Makkah. Mereka menyatakan diri masuk Islam, mereka berjanji bahwa “Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kami tidak akan mencuri, berzina atau membunuh anak-anak kami, tidak akan ada fitnah memfitnah, dan tidak akan mendurhakai Muhammad dengan sesuatu yang tidak kami ingini”. Orang-orang Madinah yang masuk Islam itu dengan mudah karena sudah pernah mendengar ajaran Taurat dari kaum Yahudi, yaitu tentang hari kebangkitan, balasan terhadap perbuatan manusia, dan nabi yang terakhir.
Perjanjian Aqabah II berlangsung satu tahun kemudian. Pada saat itu ada 73 orang dari suku Khazraj menghadap Rasulullah, kali ini mereka menyarankan agar Rasulullah hijrah ke Madinah.
Baiatul Aqabah II berisi kesanggupan mereka untuk masuk Islam dan kemudian berjanji :
1.      Akan selalu mendengar dan menaati Nabi Muhammad saw;
2.      Menafkahkan harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit;
3.      Melakukan amar makruf nahi mungkar;
4.      Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir;
5.      Melindungi Nabi Muhammad saw, dan menjamin keamanan beliau sebagaimana membela dan melindungi keluarga mereka sendiri hingga titik darah penghabisan.

B.   MENDIRIKAN MASJID
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha pertama nabi yang sangat penting dalam pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid ini juga tempat para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah kepada Rasululah dan juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri lain. Masjid yang pertama kali di bangun oleh Nabi adalah Masjid Nabawi. Kemudian umat islam turut-turut membangun beberapa masjid Jumu’ah (tempat pertama Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid Gamamah (tempat pertama kali dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah, Masjid Salman, Masjid Ali.
C.   UKHUWAH ISLAMIYAH
Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap di kota mereka. Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang gembira. Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Anshar, sedang kaum Muslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.
Meskipun kaum Anshar mengetahui bahwa sebagiankaum Muhajirin tidak membawa harta bendanya ketika berhijrah, kaum Anshar tetap bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian. Bahkan, Rasulullah menyatakan bahwa kaum Anshar dan kaum Muhajirin saling mewarisi. Dasar persaudaraan yang di bangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Para sahabat yang dipersaudarakan, antara lain :
a.       Abu Bakar as-Siddiq dengan Kharijah Bin Zuhair;
b.      Umar Bin Khitab dengan Itban bin Malik;
c.       Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit;
d.      Zubair bin Awwam dengan Salamah bin Salamah;
e.       Salman al-Farisi dengan Abu Darda’.
Tujuan mempersaudarakan mereka adalah agar satu sama lain saling tolong menolong, yang mampu menolong yang kekurangan, serta untuk menyelapkan rasa asing pada diri sahabat-sahabat Muhajirin di kota Madinah.

E.   MELETAKAN DASAR-DASAR NEGARA
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut:
§  Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
§  Persamaan hak dan kewajiban.
§  Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
§  Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
§  Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya.
§  Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.
§  Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
§  Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
§  Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam sendiri.
§  Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
§  Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh.
§  Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
§  Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.
§  Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
§  Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.
§  Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
§  Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim.
§  Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.

Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw

1 komentar:

  1. terima kasi banyak sebelumnya ya min ^^. artikel ini sangat berperan banyak pada hidup saya karena ini benar benar berguna, struktur dan tulisannya sangat rapi dan sangat mudah dimengerti, saya semakin paham juga atas ini semua. teruslah berkarya untuk anak bangsa , sukses selalu dan sehat selalu ^^
    bandarq terpercaya
    terima kasih dan salam hormat terdalam saya ya min

    BalasHapus