Jumat, 29 April 2016

MAKALAH HIV AIDS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran, supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan.
Saat ini lebih dari 250 negara melaporkan adanya infeksi - infeksi HIV/AIDS dari berbagai penjuru dunia. Infeksi HIV/AIDS merupakan Pandemi Global, dengan kasus yang terdapat hamper di semua Negara.
AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun1981, saat itu pusat pencegahan penyakit menular US (CDC) melaporkan kejadian Pneumonia akibat Pneumocystis jiroveci (P. carinii) yang tidak dapat dijelaskan pada beberapa orang homoseksual. Setelah ditindaklanjuti penyakit tersebut ditemukan pula pada orang yang pernah kontak seksual dan pengguna obat-obatan injeksi dengan orang-orang tersebut. Human Immunodeficiency Virus (HIV) sendiri baru berhasil diisolasi dari penderita dengan limfadenopati dan terdiagnosa AIDS pada tahun 1983.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian:  
  1.  Apakah HIV/AIDS itu? 
  2.  Apa saja faktor penyebab HIV/AIDS? 
  3. Apa saja manifestasi yang ditimbulkan dari HIV/AIDS?
  4. Bagaimana upaya untuk menigkatkan taraf hidup pasien HIV/AIDS?
C.      Tujuan 
  1.  Untuk mengetahui definisi HIV/AIDS. 
  2.  Untuk mengetahui faktor penyebab HIV/AIDS. 
  3. Untuk mengetahui manifestasi yang ditimbulkan dari HIV/AIDS. 
  4. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan taraf hidup pasien HIV/AIDS.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      HIV/AIDS
1.      Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drastis (Sunaryati, 2011).
http://www.konsultankolesterol.com/wp-content/uploads/2013/06/artikel13.jpg
Seseorang terserang HIV AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi oportunistik lainnya (Sunaryati, 2011).
2.      Faktor penyebab HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency virus (Nasronudin, 2007). Secara umum penyebab penyakit AIDS hanya dibagi dalam 4 kategori umum, yaitu :
a.       Penggunaan Jarum Suntik yang tidak Steril
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril sangat mampu mendorong seseorang terkena penyakit AIDS, para pengguna Narkoba yang terkadang saling bertukar jarum suntik sangat rentan tertular penyakit ini, karena penularan HIV AIDS sangat besar presentasenya terjadi karena cairan pada tubuh penderita yang terkena HIV AIDS berpindah ke tubuh normal (sehat).
b.      Seks Bebas serta seks yang kurang sehat dan aman
Berhubungan intim yang tidak sehat dan tidak menggunakan pengaman adalah peringkat pertama terbesar penyebab menularnya virus HIV AIDS, transmisi atau penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) dalam hubungan seksual peluang terjadinya sangat besar, karena pada saat terjadi kontak antara sekresi pada cairan vagina pada alat kelamin.
Hubungan seksual kurang aman dan tanpa dilengkapi pelindung
(Kondom) akan lebih sangat berisiko dibandingkan hubungan seksual yang tanpa dilengkapi pelindung (Kondom) dan risiko hubungan seks anal lebih besar dibanding hubungan seks biasa dan oral seks, meskipun tidak berarti bahwa kedua jenis seks tersebut tidak beresiko.
c.       Penyakit Menurun
Seseorang ibu yang terkena AIDS akan dapat menurunkan penyakitnya pada janin yang dikandungnya, transmisi atau penularan HIV melalui rahim pada masa parinatal terjadi pada saat minggu terakhir pada kehamilan dan pada saat kehamilan, tingkat penularan virus ini pada saat kehamilan dan persalinan yaitu sebesar 25%. Penyakit ini tergolong penyakit yang dapat dirutunkan oleh sang ibu terhadap anaknya, menyusui juga dapat meningkatkan resiku penulaan HIV AIDS sebesar 4%.
d.      Tranfusi darah yang tidak steril
Cairan didalam tubuh penderita AIDS sangat rentan menular sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang teliti dalam hal transfusi darah pemilihan dan penyeleksian donor merupakan tahap awal untuk mencegah penularan penyakit AIDS, Resiko penularan HIV AIDS di sangat kecil presentasenya di negara-negara maju, hal ini disebabkan karena dinegara maju keamanan dalam tranfusi darah lebih terjamin karena proses seleksi yang lebih ketat.
3.      Manisfestasi Klinis
Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain. Menurut  namun secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Rasa lelah dan lesu
b.      Berat badan menurun secara drastis
c.       Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
d.      Mencret dan kurang nafsu makan
e.       Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f.       Pembengkakan leher dan lipatan paha
g.      Radang paru-paru
h.      Kanker kulit
4.      Terapi Komplementer
a.      Definisi Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
http://i.livescience.com/images/i/000/008/314/original/060505_hiv_virus_02.jpg?1296091499
Virus HIV AIDS
Terapi Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.
b.      Macam Terapi Komplementer
Terapi komplementer ada yang invasive dan non infasif. Contoh terapi komplementer infasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biollogis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rofling, dan terapi lainnya.
c.       Penerapan Terapi Komplementer terhadap Pasien HIV/AIDS
Para pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus), dengan pemenuhan nutrisi dan ketenangan spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh  untuk berkembang dan memperbanyak diri.
Akupunktur dan akupressur diberikan untuk memperkuat organ-organ vital, seperti; paru-paru, ginjal, lambung, dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum d aya tahan tubuh dan sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV,
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drasts. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh.
2.      Cara penularan HIV/AIDS sangat bervariasi dapat dengan penggunaan jarum suntik yang tidak steril, seks bebas serta seks yang kurang sehat dan aman, penyakit menurun, dan tranfusi darah yang tidak steril.
3.      Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS seperti; rasa lelah dan lesu ,berat badan menurun secara drastis , demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam, mencret dan kurang nafsu makan, bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut, pembengkakan leher dan lipatan paha, dan radang paru-paru kanker kulit.
4.      Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. Ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh  untuk berkembang dan memperbanyak diri.
B.     Saran
Dengan adanya karya tulis ilmiah ini penulis menyarankan bahwa sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit HIV/AIDS. Dan juga dapat menghindari penyebab HIV/AIDS serta dapat dengan sigap menanggapi adanya penyakit HIV/AIDS.










DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI.1997.AIDS dan Penanggulangannya (Ed. 3).Jakarta:PUSDILANKES & The Ford Foundation
Hanwari, D.2009.Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi.Jakarta:FKUL
Nasronudin.2007.HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis & Sosial.Surabaya:Airlangga University Press
Nursalam, Kurniawati, D, N.2009.Asuhan Keperawatan pada Pasien HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika
Sunaryati, S. S.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.Yogyakarta:FlashBook
http://linaindri.blogspot.co.id/2015/01/makalah-hivai

MAKALAH HASIL LAPORAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BIJI KACANG HIJAU



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Gunting.
b.      Penggaris.
c.       Cawan petri 1 pasang.
d.      Tiga buah tempat (Kaleng).
2.      Bahan
a.       70 biji kacang hijau.
b.      Tanah.
c.       Kapas.
d.      Air.
e.       Kertas HVS.
f.       Label besar dan label kecil.
B.     CARA KERJA
1.      Percobaan A.
a.       Menyiapkan bahan alat.
b.      Memberi label pada cawan petri. Masing – masing untuk cawan petri A (tempat terang) dan cawan petri (tempat gelap).
c.       Masukkan kapas kedalam cawan petri.
d.      Menuangkan air kedalam cawan petri.
e.       Memasukkan biji kacang hijau yang sudah di Imbibisi selama dua jam kedalam cawan petri yang sudah diberi kapas dan air.
f.       Menempatkan cawan petri A ditempat yang terdapat cahaya dan cawan petri B didalam kardus untuk tempat gelap.
g.      Mengamati pertumbuhan biji kacang hijau dan menyiramnnya setiap hari selama 7 hari.
2.      Percobaan B.
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Memberi label pada kaleng A (biji 5), kaleng 2 (biji 15), dan kaleng 3 (biji 30).
c.       Masukkan tanah kedalam kaleng.
d.      Masukkan biji kacang hijau kedalam kaleng sesuai dengan labelnya masing – masing.
e.       Menyiram air kedalam kaleng yang sudah diberi biji kacang hijau.
f.       Menempatkan semua kaleng ditempat yang terdapat cahaya.
g.      Mengamati pertumbuhan biji kacang hijau dan menyiramnnya setiap hari selama 7 hari.
BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Kacang hijau yang tumbuh ditempat gelap akan lebih optimal dan cepat. Namun tumbuhan yang tumbuh tersebut tidak mendapat nutrisi. Dengan kata lain daunnya tidak berwarna hijau.
2.      Tanaman kacang hijau yang diletakkan ditempat terang akan tumbuh lebih pendek atau lambat.
B.     SARAN
Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.

















BAB I

A.    LATAR BELAKANG
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan proses imbibisi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu faktor internal dan eksternal.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan atau tanaman. Ada beberapa jenis tumbuhan yang memerlukan remang – remang untuk pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena banyaknya teori yang menjelaskan tentang pengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhn.
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Apakah ada pengaruh matahari terhadap biji kacang hijau yang ditempatkan ditempat gelap dan tempat terang?
b.      Bagaiman pengaruh cahaya terhadap biji kacang hijau yang ditempatkan ditempat terang?
c.       Bagaiman pengaruh cahaya terhadap biji kacang hijau yang ditempatkan ditempat gelap?
d.      Bagaimana pengaruh nutrisi pada perkembangan biji kacang hiaju?
C.     TUJUAN PRAKTIKUM
a.       Cahaya matahari sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tumbuhan khususnya tumbuhan berklorofil. Cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintetis adalah dasar pada tumbuhan untuk mengahasilkan makanan. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat (tidak hijau). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada ditempat gelap.
b.      Tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan menjadi lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar, dan batang tanaman lebih kokoh. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon auksin.
c.       Pengaruh cahaya terhadap biji kacang hijau yang ditempatkan ditempat gelap, yaitu tumbuhan secara cepat mengalami pertumbuhan yaitu batangnya yang cepat tumbuh panjang tetapi terlihat pucat karena tidak mendapat cahaya matahari dari luar dan daunnya agak kekuningan karena tidak terkandung klorofil pada daun.
d.      Pengaruh nutrisi pada biji kacang hijau yaitu semakin banyak nutrisi yang terkandung didalam tanah maka pertumbuhan biji kacang hijau makin cepat dibanding tanah yang mengandung sedikit nutrisi. Jadi nutrisi sangat diperlukan dalam pertumbuhan biji kacang hijau.

BAB II
TUJUAN PUSTAKA
1.      Biji Kacang Hijau.
2.      Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh atau sebagian dari organisme. Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai tumbuhan, dan kematangan atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh. Perkembangan secara kuantitatif tidak dapat diukur. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji dimuali dengan perkecambahan.
3.      Perkecambahan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula.
Perkecambahan dibedakan menjadi :
a.       Epigeal (perkecambahan diatas tanah), yaitu apabila kotiledon atau keping biji muncul diatas permukaan tanah. Umumnya terjadi pada tumbuhan dikotil. Contohnya : kacang tanah.
b.      Hipogeal (perkecambahan dibawah tanah), yaitu apabila kotiledon tetap berada dibawah tanah. Umumnya terjadi pada tumbuhan monokotil. Contohnya : jagung, kelapa.
4.      Pertumbuhan Primer Dan Pertumbuhan Sekunder.
Ø  Petumbuhan primer adalah hasil pembelahan meristem apikal yang terjadi pada titik tumbuhan utama. Yaitu, pada ujung batang dan ujung akar. Dan terjadi pada tumbuhan yang masih muda. Dengan ciri – ciri membuat akar dan batang tanaman bertambah tinggi atau panjang.. terjadi di Koleoptil, kolorizha, ujung akar, ujung batang, kaliptra, dan kecambah. Pada akar tumbuhan terdapat tiga daerah pertumbuhan, yaitu daerah pembelahan sel, daerah pemanjangan sel, dan daerah diferensial sel.
Ø  Pertumbuhan sekunder adalah hasil pembelahan sel – sel meristem lateral yang terjadi pada tumbuhan dokotil yaitu pembetukan kambium yang terbentuk dari parenkrim atau kolenkim, misalnya tumbuhan parenial (tahunan) berkayu seperti pohon dan semak. Pertumbuhan ini menyebabkan pelebaran batang, pembentukan lingkaran tahun, dan jari – jari empulur.



5.      Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan.
a.       Faktor Internal (Faktor Dalam).
1.      Gen.
Gen berfungsi mengatur seluruh aktifitas yang terjadi didalam sel, termasuk pertumbuhan.
2.      Hormon .
Aktifitas tumbuh dan berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa hormon tumbuhan (fitohormon). Ada enam macam hormon tumbuhan yaitu : auksin, sitokinin, etilena, asam absisat, dan kalin.
3.      Tanah.
Tanah dalah hasil pelapukan atau pengendapan batuan dalam proses terjadinya telah bercampur dengan macam – macam bahan organik.
b.      Faktor Eksternal (Faktor Luar).
1.      Air, merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan tumbuhan sebagai media berlangsungnya reaksi kimia didalam sel, komponen dasar pembentukan zat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan keseluruh bagian tubuh.
2.      Oksigen  (O2), dibutuhkan tumbuhan untuk mengahsilkan energi. Dalam hal ini oksigen digunakan untuk zat – zat makanan yang mereka buat sehingga menghasilkan senyawa sederhana dan sejumlah energi. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses tumbuhan dan berkembangnya tumbuhan menjadi terganggu.
3.      Suhu, pada dasarnya suhu yang dibutuhkan tumbuhan dan perkembangan berbeda – beda tergantung pada jenis tumbuhan dan tempat hidupnya.
4.      Cahaya, cahaya dibutuhkan agar dapat melakukan fotosintetis. Tumbuhan yang dipelihara dalam ruang gelap memperoleh cahaya redup akan mengahsilkan batang yang tumbuh panjang tetapi dalam kondisi lemah, daun berukuran kecil, dan tumbuhan tampak berwarna pucat.
5.      Zat hara dalam tanah, tumbuhan membutuhkan berbagai unsur hara yang tersimpan didalam tanah. Semua unsur hara tersebut digunakan sebagai komponen penyusun zat organik didalam sel.
6.      Kelembapan, mempengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrisi.