Minggu, 01 Mei 2016

SEJARAH DRAKULA



Dracula itu Nyata !
[Raspedia] Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk manipulasi sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian dihasilkan seolah-olah menjadi tokoh yang nyata oleh Barat, tetapi Dracula merupakan keterbalikannya, tokoh fakta dijadikan fiksi.

Diawali dari novel karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, kemudian tokoh ini mulai difilmkan seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoor of of Dracula (1958), Nosferatu (1922) yang dibuat ulang pada tahun 1979 dan film-film dracula yang lain yang dikemas dalam bentuk yang lebih moden seperti Twilight.

Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna, kisah Dracula sebenarnya merupakan pembesar Wallachia, berketurunan Vlad Dracul.

Dalam uraian Hyphatia tersebut, kisah Dracula tidak boleh diceritakan paska Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ustmaniyah sebagai wakil Islam, dan Kerajaan Hungary sebagai wakil Kristen.


Keduanya tersebut berusaha menguasai dan merebutkan wilayah-wilayah baik Eropa maupun di Asia . Puncak peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel, yaitu ketika benteng Kristian ada di tangan kekuasaan khilafah Ustmaniyah.
Dalam peristiwa Perang Salib, Dracula merupakan salah seorang panglima tentera Salib. Dalam perang inilah Dracula banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Hyphatia memaparkan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 jiwa umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab dan kejam, yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula.

Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang itu ditusuk dubur dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya ditajamkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dimasukan sehingga kayu sula tersebut menembus hingga perut, kerongkongan hingga menembus kepala melalui mulut.

Hyphatia mengatakan dalam bukunya :

“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulakan. Para prajurit melakukan perintah tersebut seolah seperti robot yang telah dipogram. Penyulaan disulami dengan teriakan kesakitan dan jeritan penderitaan yang segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam pada saat itu sedang dijemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”

Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban kekejaman penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:

“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis kerana mereka kesakitan yang amat apabila hujung kayu menembus perut kecilnya. Tubuh-tubuh korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajalnya.”

Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi kerana dua sebab. Pertama, pembunuhan beramai – ramai yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak boleh dihapuskan dari Perang Salib.

Negara – negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi tunggak utama tentera Salib, tidak mau tercoreng wajahnya. Mereka termasuk yang mengutuk dan menentang pembunuhan beramai – ramai oleh Hilter dan Pol Pot, tidak ingin membuka aib mereka sendiri. Dan ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin tampil seperti pahlawan.

Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Walau bagaimana pun kejamnya Dracula, nama baiknya akan selalu dilindungi. Sehingga di Rumania saat ini, Dracula masih dianggap pahlawan. Sebagaimana sebahagian besar sejarah pahlawan – pahlawan pasti akan diambil sebagai superhero dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.

Untuk menutup kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Mereka berusaha agar sejarah jati diri Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui bahwa usaha Barat untuk mengubah sejarah Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil.

Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat, khususnya umat Islam sendiri yang tidak mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Masyarakat umum hanya mengetahui bahwa Dracula adalah merupakan lagenda vampire yang kehausan darah, tanpa mengetahui kisah sebenarnya.

Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah diketahui umum bahawa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak boleh dilepaskan dari dua benda, yaitu bawang putih dan salib.
 

Konon hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan dikalahkan. Menurut Hyphatia penggunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus jejak sejarah pahlawan mujahid-mujahid Islam dalam perang salib, sekaligus untuk menunjukkan kehebatan mereka.

Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II) dan juga dikenali sebagai Al- Fateh dalam sejarah Islam. Sultan ini merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula, ia adalah seorang yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov. Namun barat berusaha memutarbalikkan fakta ini.

Mereka berusaha menciptakan cerita sejarah agar merekalah yang terlihat mengalahkan Dracula. Maka diciptakan sebuah fiksi bahwa Dracula hanya boleh dikalahkan oleh salib. Tujuannya adalah ingin menghilangkan peranan Sultan Mahmud II sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling hebat, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah.

Jumat, 29 April 2016

MAKALAH HIV AIDS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Setiap insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran, supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan.
Saat ini lebih dari 250 negara melaporkan adanya infeksi - infeksi HIV/AIDS dari berbagai penjuru dunia. Infeksi HIV/AIDS merupakan Pandemi Global, dengan kasus yang terdapat hamper di semua Negara.
AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun1981, saat itu pusat pencegahan penyakit menular US (CDC) melaporkan kejadian Pneumonia akibat Pneumocystis jiroveci (P. carinii) yang tidak dapat dijelaskan pada beberapa orang homoseksual. Setelah ditindaklanjuti penyakit tersebut ditemukan pula pada orang yang pernah kontak seksual dan pengguna obat-obatan injeksi dengan orang-orang tersebut. Human Immunodeficiency Virus (HIV) sendiri baru berhasil diisolasi dari penderita dengan limfadenopati dan terdiagnosa AIDS pada tahun 1983.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian:  
  1.  Apakah HIV/AIDS itu? 
  2.  Apa saja faktor penyebab HIV/AIDS? 
  3. Apa saja manifestasi yang ditimbulkan dari HIV/AIDS?
  4. Bagaimana upaya untuk menigkatkan taraf hidup pasien HIV/AIDS?
C.      Tujuan 
  1.  Untuk mengetahui definisi HIV/AIDS. 
  2.  Untuk mengetahui faktor penyebab HIV/AIDS. 
  3. Untuk mengetahui manifestasi yang ditimbulkan dari HIV/AIDS. 
  4. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan taraf hidup pasien HIV/AIDS.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      HIV/AIDS
1.      Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drastis (Sunaryati, 2011).
http://www.konsultankolesterol.com/wp-content/uploads/2013/06/artikel13.jpg
Seseorang terserang HIV AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi oportunistik lainnya (Sunaryati, 2011).
2.      Faktor penyebab HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency virus (Nasronudin, 2007). Secara umum penyebab penyakit AIDS hanya dibagi dalam 4 kategori umum, yaitu :
a.       Penggunaan Jarum Suntik yang tidak Steril
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril sangat mampu mendorong seseorang terkena penyakit AIDS, para pengguna Narkoba yang terkadang saling bertukar jarum suntik sangat rentan tertular penyakit ini, karena penularan HIV AIDS sangat besar presentasenya terjadi karena cairan pada tubuh penderita yang terkena HIV AIDS berpindah ke tubuh normal (sehat).
b.      Seks Bebas serta seks yang kurang sehat dan aman
Berhubungan intim yang tidak sehat dan tidak menggunakan pengaman adalah peringkat pertama terbesar penyebab menularnya virus HIV AIDS, transmisi atau penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) dalam hubungan seksual peluang terjadinya sangat besar, karena pada saat terjadi kontak antara sekresi pada cairan vagina pada alat kelamin.
Hubungan seksual kurang aman dan tanpa dilengkapi pelindung
(Kondom) akan lebih sangat berisiko dibandingkan hubungan seksual yang tanpa dilengkapi pelindung (Kondom) dan risiko hubungan seks anal lebih besar dibanding hubungan seks biasa dan oral seks, meskipun tidak berarti bahwa kedua jenis seks tersebut tidak beresiko.
c.       Penyakit Menurun
Seseorang ibu yang terkena AIDS akan dapat menurunkan penyakitnya pada janin yang dikandungnya, transmisi atau penularan HIV melalui rahim pada masa parinatal terjadi pada saat minggu terakhir pada kehamilan dan pada saat kehamilan, tingkat penularan virus ini pada saat kehamilan dan persalinan yaitu sebesar 25%. Penyakit ini tergolong penyakit yang dapat dirutunkan oleh sang ibu terhadap anaknya, menyusui juga dapat meningkatkan resiku penulaan HIV AIDS sebesar 4%.
d.      Tranfusi darah yang tidak steril
Cairan didalam tubuh penderita AIDS sangat rentan menular sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang teliti dalam hal transfusi darah pemilihan dan penyeleksian donor merupakan tahap awal untuk mencegah penularan penyakit AIDS, Resiko penularan HIV AIDS di sangat kecil presentasenya di negara-negara maju, hal ini disebabkan karena dinegara maju keamanan dalam tranfusi darah lebih terjamin karena proses seleksi yang lebih ketat.
3.      Manisfestasi Klinis
Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain. Menurut  namun secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Rasa lelah dan lesu
b.      Berat badan menurun secara drastis
c.       Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
d.      Mencret dan kurang nafsu makan
e.       Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f.       Pembengkakan leher dan lipatan paha
g.      Radang paru-paru
h.      Kanker kulit
4.      Terapi Komplementer
a.      Definisi Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
http://i.livescience.com/images/i/000/008/314/original/060505_hiv_virus_02.jpg?1296091499
Virus HIV AIDS
Terapi Komplementer  adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional.
b.      Macam Terapi Komplementer
Terapi komplementer ada yang invasive dan non infasif. Contoh terapi komplementer infasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biollogis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rofling, dan terapi lainnya.
c.       Penerapan Terapi Komplementer terhadap Pasien HIV/AIDS
Para pengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus), dengan pemenuhan nutrisi dan ketenangan spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh  untuk berkembang dan memperbanyak diri.
Akupunktur dan akupressur diberikan untuk memperkuat organ-organ vital, seperti; paru-paru, ginjal, lambung, dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum d aya tahan tubuh dan sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV,
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drasts. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh.
2.      Cara penularan HIV/AIDS sangat bervariasi dapat dengan penggunaan jarum suntik yang tidak steril, seks bebas serta seks yang kurang sehat dan aman, penyakit menurun, dan tranfusi darah yang tidak steril.
3.      Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS seperti; rasa lelah dan lesu ,berat badan menurun secara drastis , demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam, mencret dan kurang nafsu makan, bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut, pembengkakan leher dan lipatan paha, dan radang paru-paru kanker kulit.
4.      Terapi alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi, dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan pertumbuhan sel-sel imun. Ketenangan spiritual dan nutrisi peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh  untuk berkembang dan memperbanyak diri.
B.     Saran
Dengan adanya karya tulis ilmiah ini penulis menyarankan bahwa sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak terkena penyakit HIV/AIDS. Dan juga dapat menghindari penyebab HIV/AIDS serta dapat dengan sigap menanggapi adanya penyakit HIV/AIDS.










DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI.1997.AIDS dan Penanggulangannya (Ed. 3).Jakarta:PUSDILANKES & The Ford Foundation
Hanwari, D.2009.Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi.Jakarta:FKUL
Nasronudin.2007.HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis & Sosial.Surabaya:Airlangga University Press
Nursalam, Kurniawati, D, N.2009.Asuhan Keperawatan pada Pasien HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika
Sunaryati, S. S.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.Yogyakarta:FlashBook
http://linaindri.blogspot.co.id/2015/01/makalah-hivai